Integrasi BGCE dan AI Dorong Pariwisata Ramah Lingkungan di Indonesia

JAKARTA, UNGGAHAN.ID – Indonesia semakin menegaskan komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan dengan menerapkan konsep Blue-Green-Circular Economy (BGCE) yang dipadukan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Inovasi ini diharapkan memperkuat tren positif pariwisata Indonesia, yang mencatatkan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara hingga 9,09 juta pada Januari–Agustus 2024, naik 20,38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah wisatawan domestik pun bertambah menjadi 5,99 juta, naik 19,20%.

Pada Seminar Indonesia Tourism Outlook 2025 yang digelar di Jakarta, Menparekraf Sandiaga Uno menekankan pentingnya adopsi BGCE dan AI demi keberlanjutan pariwisata Indonesia. “Konsep ini menjawab kebutuhan wisata yang bersifat personalize, customize, localize, dan smaller in size, sekaligus menjaga kelestarian alam,” ujarnya. Menurut Sandiaga, inovasi ini bisa memperpanjang umur destinasi wisata dan meningkatkan pengalaman pengunjung secara efisien.

Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Agustini Rahayu, menambahkan bahwa BGCE mencakup Blue Economy yang berfokus pada konservasi maritim, Green Economy yang berlandaskan pada ekonomi dan kelestarian lingkungan, serta Circular Economy yang mengutamakan pemanfaatan kembali material untuk menjaga ekosistem. Tantangan penerapan konsep BGCE meliputi edukasi masyarakat dan konsistensi stakeholder dalam mengintegrasikan sustainability dalam setiap aspek pariwisata.

BGCE pun sudah diatur melalui berbagai regulasi, termasuk Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 9 Tahun 2021 yang mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2021 tentang Program Penilaian Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Laut.

Guru Besar Universitas Udayana Bali, I Nyoman Sunarta, menyatakan pentingnya penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan yang disesuaikan dengan kondisi tiap destinasi. Menurutnya, daerah seperti Bali perlu fokus memperbaiki kondisi lingkungan yang sudah terpengaruh oleh pariwisata masif, sementara destinasi baru seperti Banyuwangi dan Labuan Bajo bisa menerapkan BGCE sejak dini untuk menjaga kelestariannya.

Integrasi BGCE dan AI juga akan membantu memperluas pariwisata berkualitas di Indonesia, sekaligus memperkuat peran pariwisata dalam ekonomi nasional, memaksimalkan potensi destinasi-destinasi nusantara, dan mewujudkan Indonesia sebagai tujuan wisata berkelanjutan kelas dunia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *