BANGKA BARAT, UNGGAHAN.ID – Pada musim hujan ini masyarakat harus lebih waspada. Apalagi jika lokasi pemukiman berada di kawasan rawan banjir. Seperti di Kabupaten Bangka Barat, sejumlah kecamatan, memiliki potensi banjir, ketika musim hujan.
Diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Barat, Achmad Nursyandi, pihaknya saat ini siaga dan waspada, ketika musim hujan.
“Personel BPBD Bangka Barat terus bersiaga, untuk mengantisipasi terjadinya banjir disejumlah daerah. Karena ada 30 titik tersebar di seluruh kecamatan se Bangka Barat,” kata Nursyandi, Senin (8/1/2024).
Ia menyebutkan, sejumlah imbauan dan kesiapsiagaan personel, serta upaya komunikasi lintas sektor telah dilakukan.
Menurutnya, daerah yang perlu diantisipasi, berada di Kecamatan Mentok, karena pernah mengalami banjir besar membuat kerusakan fasilitas jalan.
“Kecamatan Mentok, Parittiga, dan Jebus itu rawan. Untuk di Mentok di Tanjung Laut, kemudian Kampung Ulu, Belo Laut itu rawan,” ungkap Nursyandi.
Untuk mengatasi potensi banjir yang terjadi, dikatakan Nursyandi, pihaknya telah menyiapkan semua kebutuhan kebencanaan.
“Kalau sebelumnya, ketika terjadi banjir, kita dirikan posko bersama, dapur umum dan buat pelayanan kesehatan. Apabila ada sarana rusak kita perbaiki langsung, seperti jembatan putus buatan jembatan darurat,” jelasnya.
Lebih jauh, dikatakannya, sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, telah diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
“Kami harapkan masyarakat waspada, melihat kondisi cuaca saat ini,” kata Nursyandi.
Ia menyebutkan, berdasarkan data, daerah yang rawan itu kecamatan Tempilang, Kelapa, Jebus, termasuk di pesisir pantai, di Kecamatan Mentok.
Sementara, Sat Polairud Polres Bangka Barat, ikut memonitoring lokasi titik banjir di Kecamatan Mentok, beberapa hari terakhir.
Mereka melihat lokasi titik banjir dan debit ketinggian banjir di Kecamatan Mentok.
Terdapat beberapa titik banjir seperti Kampung Culong dan Kampung Ulu Kecamatan Mentok Kabulaten Bangka Barat.
“Banjir tersebut dikarenakan hujan deras yang mengakibatkan volume air bertambah sehingga terjadinya luapan yang kemudian berdampak kepada rumah warga dan jalan,” kata Kapolres Bangka Barat AKBP Ade Zamrah SIK melalui Kasi Humas Ipda Ardianis.
Menurutnya, monitoring dilakukan polisi guna mengetahui situasi dan kondisi kewilayahan dari dampak bencana juga berpengaruh terhadap Kamtibmas di wilkum Polres Bangka Barat.
“Sampai dengan saat ini belum ada warga yang mengalami kerugian material maupun korban jiwa akibat banjir tersebut. Sementara jalan di wilayah Kampung Ulu, ditutup atau dialihkan apabila terjadi banjir, dikarenakan luapan air dari sungai Kampung Ulu naik ke jalan,” ungkap Ardianis.
Berbagai cara dilakukan pemerintah Kabupaten Bangka Barat dan Provinsi Babel guna meminimalisir banjir di kawasan Culong, Kampung Ulu dan Pasar Mentok.
Satu di antaranya, melakukan normalisasi sungai.
Kawasan Culong, Kampung Ulu, Pasar Muntok dan Belo laut menjadi lokasi langganan banjir setiap datang musim penghujan.
Persoalan banjir ini, tak kunjung selesai menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintah kabupaten dan Provinsi Babel.
“Banjir ini kan, kita masih ada beberapa kendala belum tuntas seperti normalisasi di Culong, dan titik lain di Bangka Barat,” kata Bupati Bangka Barat, Sukirman, Selasa (9/1/2024).
Sukirman menegaskan, faktor terjadinya banjir disebabkan oleh beberapa faktor. Satu di antaranya karena faktor alam, seperti curah hujan tinggi dan aktivitas bekas tambang yang ditinggalkan.
“Kita berusaha untuk terus dapat mencegah banjir dan karena faktor alam. Juga mengimbau kawan-kawan yang hari ini berusaha dalam pertambangan usai ditambang tutup kembali,” pesannya.
Upaya itu dilakukan, kata Sukirman, untuk mencegah dampak yang diterima masyarakat, akibat dari aktivitas tambang yang merusak alam.
“Jadi masyarakat tidak terkena dampaknya, kami tidak bisa ngejas yang salah. Tetap berusaha saja dan Pj Gubernur Babel juga sampaikan siap suport dari provinsi dalam penanganan banjir. Kita tetap ada kerjasama, sehingga tidak terjadi banjir,” harapnya.
Musim hujan sering kali diisi dengan berita tentang banjir di sejumlah wilayah. Banjir mulai melanda beberapa daerah di Indonesia akibat curah hujan yang meningkat.
Tentunya, saat banjir melanda, banyak kerugian yang ditimbulkan. Mulai dari kerugian materi hingga risiko kesehatan.
Untuk itu, sebisa mungkin banjir dicegah. Bagaimana cara mencegah banjir?
Terdapat beberapa upaya yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk mencegah banjir, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan tempat tinggal. Berikut cara mencegah banjir.
1. Jangan membuang sampah ke sungai dan selokan
Penting untuk menjaga sungai dan selokan tetap bersih agar mampu menampung debit air tinggi ketika musim hujan.
Sayangnya, ada yang suka membuang sampah sembarangan ke sungai atau selokan. Ini akan membuat sungai dan selokan tersumbat dan berkurang kapasitasnya untuk menampung air.
2. Hindari membuat bangunan di pinggir sungai
Saat ini semakin banyak yang membangun di pinggir sungai, padahal itu bisa menyebabkan banjir.
Pembangunan rumah atau bangunan di pinggir sungai akan mempersempit sungai. Selain itu, sampah rumah tangga berpotensi masuk ke dalam sungai.
3. Tebang pilih dan reboisasi
Setelah menebang pohon, sebaiknya ditanam lagi pohon yang baru. Utamakan menanam pohon berakar besar yang bisa menyerap air dengan cepat.
4. Memperbanyak lahan terbuka hijau
Perkotaan jauh dari hutan. Lahan terbuka hijau di perkotaan bisa menggantikan hutan dan menambah daerah resapan di perkotaan agar terhindar dari banjir. Area ini bisa ditanami berbagai pohon yang baik untuk menyerap air.
5. Menjaga dan membersihkan saluran air secara rutinPerawatan saluran air dan membersihkannya secara rutin bisa mencegah banjir. Cara ini bisa dilakukan secara bergotong royong oleh warga di sekitar saluran air tersebut.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa saluran air siap menampung jika curah hujan meninggi sehingga tidak terjadi banjir.
Itu dia cara mencegah banjir yang bisa kita lakukan. Semoga kita terhindar dari banjir, ya.