Ketika Seluruh Suporter Merayakan Kemenangan Arab Saudi di Piala Dunia 2022

Jakarta, Unggahan.id – Semua menjagokan Argentina jelang pertandingan pembuka Grup C Piala Dunia 2022 di Lusail Iconic Stadium, Selasa (22/11/2022). Mereka bicara tentang berapa gol yang akan mengoyak jala Arab Saudi.

Lalu semua prediksi berantakan. Justru Argentina yang tumbang dengan skor 1-2. Albiceleste unggul lebih dulu pada menit ke-10 melalui penalti Lionel Messi.

Bacaan Lainnya

Arab Saudi membaikkan kedudukan di babak kedua setelah gol Saleh Al Shehri (menit ke-48) dan Salem Al Dawsari (menit ke-53) memastikan kemenangan bersejarah bagi tim berjulukan The Green Falcon itu.

Semua terperangah, termasuk juga suporter Arab Saudi. Pasalnya, Arab Saudi juga memutus rekor Argentina yang tidak terkalahkan selama 36 pertandingan.

Dikutip dari The Bridge, terakhir kali Argentina kalah dalam pertandingan adalah pada tahun 2019 saat takluk 0-2 dari Brasil pada 3 Juli di Copa America.

Kemenangan mengejutkan itu langsung memicu perayaan liar. Suporter Arab Saudi yang sangat gembira membanjiri semua tempat wisata utama dan zoba penggemar di Qatar

Dengan cepat, perayaan itu menjadi pesta semua penggemar dari Timur Tengah, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Seperti ribuan penggemar Saudi lainnya, Muhammad al-Dabbagh melakukan perjalanan dengan mobil ke Qatar untuk menyaksikan langsung Piala Dunia pertama yang diadakan di Timur Tengah.

“Kalau bukan di Qatar,” katanya, “tidak akan begitu nyaman, atau terjangkau bagi saya untuk menghadiri Piala Dunia.”

Dan seandainya tidak melakukan perjalanan melalui perbatasan Abu Samra, dia tidak akan menyaksikan Arab Saudi menekuk Argentina.

Pusat dari semuanya adalah Souq Waqif Doha, di mana para penggemar dari berbagai negara berkumpul dalam kelompok besar dengan bendera masing-masing. Mereka bergabung dalam nyanyian dan tarian.

Di situ yang paling menonjol di antara mereka adalah warga Qatar, yang ikut di pesta tetangga karena tim kesayangan sendiri justru menyerah dari Ekuador pada laga pembuka turnamen.

“Kami tidak sedih Qatar kalah, kami senang Arab Saudi menang,” kata Bassam Muhammad, seorang mahasiswa Qatar, saat yang lain berjalan mengibarkan bendera kedua negara.

Dampak sukses Arab Saudi juga berlanjut ke laga lain. Hanya beberapa jam setelah kemenangan atas Argentina, Tunisia berusaha keras menahan Denmark yang berperingkat lebih tinggi. Perjuangan mereka berbuah manis dengan skor 0-0.

Sebagian besar dari 40.000 penggemar yang hadir di stadion mendukung tim dari Afrika Utara tersebut.

Amine, seorang suporter Tunisia, berpendapat bahwa persatuan Arab yang diperlihatkan di antara para suporter bukanlah hal yang aneh untuk dilihat.

“Politik itu berbeda dan orang-orangnya berbeda,” katanya. “Orang-orang selalu bersatu, bahkan ketika para pemimpin tidak.”

Amine mengatakan dia biasa di Souq Waqif, dimana para penggemar dari Maroko, Tunisia, Qatar dan Arab Saudi berkumpul pada malam hari untuk mengadakan satu pesta besar.

“Bahkan penggemar Mesir, Aljazair, Lebanon, dan Oman ada di sini, meskipun tim mereka bahkan tidak lolos ke turnamen. Tapi tidak ada yang peduli.”

“Ini adalah Mundial (piala dunia) terbaik, dan kami senang ada di Qatar,” kata Rachid, dan teman-temannya dari Oujda, Maroko jelang pertandingan.

Pada pagi hari pertandingan pertama turnamen Maroko melawan Kroasia, stasiun kereta metro pusat Doha menjadi merah saat para penggemar Atlas Lions berangkat ke Stadion Al Bayt di al-Khor.

Maroko, tim Afrika dengan peringkat tertinggi di turnamen tersebut dengan peringkat 22, berhasil menahan finalis Piala Dunia 2018 Kroasia dengan hasil imbang 0-0. Hasil ini sudah dianggap sebagai kemenangan oleh penggemar mereka.

Arab Saudi seperti bermain di kandang sendiri. Mereka menempati urutan ketiga dalam daftar negara pembeli tiket untuk Piala Dunia, menurut angka penjualan FIFA.

Beberapa penggemar Saudi seperti al-Dabbagh yang melakukan perjalanan dari Riyadh, mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk tinggal lebih lama di Qatar jika timnas melaju ke babak gugur.

“Ini seperti negara saya, rasanya tidak ada bedanya,” katanya tentang Qatar. “Dan jika tim saya terus menang, siapa tahu, saya mungkin menghabiskan sebulan penuh di sini.”

Sumber : www.liputan6.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *