Pj. Gubernur Suganda dan Istri, Bertamasya Sembari Menggali Potensi Wisata dan Budaya

PANGKALPINANG, UNGGAHAN.ID – Mengisi akhir pekannya, Penjabat (Pj.) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Suganda Pandapotan Pasaribu bersama istri, Maya Krista Sidabutar mengunjungi beberapa objek wisata, Minggu (16/4/2023).

Objek wisata religi dan budaya Puri Tri Agung, Sungailiat, Kabupaten Bangka menjadi lokasi pertama yang disinggahi Pj. Gubernur Suganda beserta istri. Keduanya dipertontonkan kemegahan tempat ibadah umat Buddha di atas perbukitan, dan disuguhkan dengan bentangan hamparan hijau hutan, sekaligus indahnya laut biru.

Bacaan Lainnya

Kemudian, Pj. Gubernur Suganda menyaksikan keindahan Pantai Tikus Emas dengan segala fasilitas hiburan yang tersedia. Mereka pun berswafoto mengabadikan kebersamaan. Keduanya juga menyusuri bebatuan granit, dan berjalan kaki menyusuri bibir pantai menuju Pantai Tanjung Pesona untuk berteduh sejenak.

Saat melanjutkan perjalanan, hujan deras yang membasahi daratan Sungailiat tidak menyurutkan semangat Pj. Gubernur Suganda dan Maya Krista Sidabutar. Pantai Tongaci, atau juga dikenal Pantai Locomotif menjadi titik keempat yang dikunjungi. Selanjutnya, Parai Tenggiri menjadi pantai terakhir yang singgahi keduanya.

Kunjungannya bersama istri tersebut, diakui Pj. Gubernur Suganda, tidak sekadar untuk menikmati wisata bahari di Pulau Bangka, kemudian mengabadikan momen saja. Ada tujuan lebih besar yang ingin ia lihat secara langsung, yakni potensi apa yang dapat ditawarkan wisata tersebut ke dunia luar.

“Hari ini, saya melihat langsung bagaimana potensi pariwisata di Pulau Bangka. Pantai-pantainya begitu indah. Banyak hal yang dapat kita gali dari wisata bahari ini. Potensi ini harus kita maksimalkan, kita promosikan ke wisatawan luar,” kata Pj. Gubernur Suganda.

Tidak hanya itu, wisata religi yang disuguhkan oleh Puri Tri Agung, juga bisa menjadi daya tarik para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Sebab, bangunan tersebut sarat akan filosofi, baik budaya, maupun keagamaan dengan simbol persatuan tiga agama.

“Saya mendengar, saat dijelaskan bagaimana padepokan itu adalah tempat perpaduan tiga agama, yaitu Buddha, Konghucu, dan Taoisme. Ini menunjukkan jika di Bangka Belitung adalah daerah yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan di tengah-tengah perbedaan. Kekayaan alam dan budaya ini harus terus kita jaga bersama,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *