Foto : Fierly
TEMPILANG, UNGAHAN.ID – Setiap menjelang bulan Ramadhan, ada tradisi unik Perang Ketupat di daerah Tempilang, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung
Tradisi Perang Ketupat dilaksanakan pada minggu ketiga di bulan Sya’ban. Simbol dan makna dalam tradisi Perang Ketupat adalah ketupat yang mempunyai makna persatuan, kesatuan, kesadaran, dan kegotongroyongan.
Sesaji yang mempunyai makna satu kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terciptanya kehidupan bersama.
Perang Ketupat, Istilahnya memang Perang, namun setelah itu semua kembali normal. Semua akan berangkulan, jabat tangan dan saling memaafkan dengan senyum mengembang dalam kebahagiaan. Terakhir, sebagai penutup dari ritual Perang Ketupat adalah Nganyot Perae, sebagai simbol memulangkan ruh para leluhur untuk kembali kealamnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Pj Gubernur Babel, Ketua Dprd Provinsi, Bupati Bangka Barat, Wakil Bupati Bangka Barat, serta Pejabat Forkominda.
Berikut momentum menarik Tradisi Perang Ketupat yang berhasil diabadikan Fotografer Unggahan: