PANGKALPINANG – Penjabat Gubernur Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin kembali memberikan arahannya terkait Pengendalian Inflasi di Babel, tepatnya ketika mengikuti acara Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP) Babel tahun 2002, bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung, Senin (5/9/22).
Dalam kesempatan itu, Pj. Gubernur memberikan apresiasi kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel yang secara konsisten dan berkelanjutan, memberikan kontribusi berharga dalam pengendalian inflasi di Babel.
“Ikatan kuat dan kerjasama yang telah berjalan dengan sangat baik selama ini, kiranya dapat dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang telah menjadi mitra pemerintah selama ini.
“Kami sangat mengharapkan agar kolaborasi nyata antara pemerintah dan lembaga terkait lainnya dapat terus berlangsung,” tuturnya.
Pj. Gubernur Ridwan Djamaluddin menjelaskan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) di bulan Agustus 2022 tercatat mengalami deflasi sebesar 1,306% (MTM), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,05% (MTM), secara tahunan Babel mengalami inflasi sebesar 6,38%(yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 7,77% (yoy).
“Angka ini masih di atas target inflasi nasional yang ditetapkan pemerintah dan Bank Indonesia yaitu 3+ 1%. Secara spasial dua kota di wilayah Babel mengalami deflasi. Pangkalpinang tercatat deflasi sebesar 1, 20% (MTM), setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,01% (MTM),” paparnya.
Dijelaskannya juga, deflasi Pangkalpinang ini disebabkan oleh penurunan indeks harga komoditas angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, minyak goreng dan cabe merah.
Sementara itu deflasi di Kota Tanjungpandan sebesar 1,65% (MTM), setelah sebelumnya tercatat mengalami inflasi 1,12% MPM.
“Deflasi di Tanjungpandan merupakan deflasi terendah di seluruh wilayah Indonesia, yang dipengaruhi oleh penurunan indeks harga komoditas bahan makanan, seperti cabe merah, bawang merah dan angkutan udara,” jelasnya.
Berkaitan dengan hal tersebut dan untuk lebih mengintensifkan peran TPID, maka perlu adanya penguatan Sinergi pengendali inflasi, terutama untuk komoditas pangan antara pemerintah daerah Babel dan stakeholder terkait.
“Dengan diselenggarakan Gerakan Nasional Pengendali Inflasi Pangan (GNPIP) di Babel, diharapkan menjadi momentum dan upaya dalam bersinergi, menjadi ketahanan pasokan secara berkesinambungan seperti meningkatkan produksi dan produktivitas cabe, diversifikasi produk olahan, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok dan manajemen stok cabe,” harapnya.
Pj. Gubernur juga berharap, dengan adanya Kick Off GNPIP Babel ini dapat mendukung pengendalian inflasi dan ketahanan pangan nasional, khususnya di Bangka Belitung.
“Saya kembali mencoba merangkul rekan-rekan sekalian untuk berpartisipasi aktif dalam mengawal momentum kebangkitan ekonomi ke depan. Kita harus memperkuat sinergi, meretas batas dan bekerjasama untuk menjadikan Babel yang lebih baik lagi,” pungkasnya.